Dan terlebih.

Begitulah rasa, saat ia berlabuh ia akan ikhlas berteduh.
Seperti itulah rasaku untukmu. Aku mencintaimu. Itu sebabnya, aku disini, menemanimu, dan berusaha selalu dan selalu ada untukmu.
Kudapati binar binar yang pecah saat aku berada dipundakmu.
Seperti jeritan mimpi yang mulai terngiang.
Pada lentera malam. Aku menemanimu dalam lilitan sunyi. Aku memelukmu dalam pecahan lirih.
Bersama kita telusuri kerikil dan aspal, bersamamu juga aku mengenal canda dan tawa.
Namun, semua sirna.
Kau tau? Aku terpekik dalam sayatan hati? Kau tega, berani sekali kau buat cerita diatas cerita.
Kau anggap apa aku? Aku yg sudah menghilangkan lilitan sunyi dan pecahan lirihmu? Kau kira aku hanya pengusir belaka? Tidak, rasaku yg pada awalnya sudah kutuliskan dgn sempurna kau rubah semuanya serupa pasir, terbang, berhamburan karena angin.
Kuharap hukum alam akan membawamu pada pemikiranmu yg dulu. Semoga kau lekas kembali dan terlebih untuk lukaku yg telah kau sayat kembali.

-07//februari//2017

Komentar

Postingan Populer