Monolog "Perjuangan Orang Tua"

Perjuangan orang tua
Karya: Shakilla Putri Ramadhani
Hai wanita mulia, bagaimana perasaanmu saat ini? Sedih? Atau senang? Kurasa aku tidak akan bisa mengetahuinya, karena apa? Kamu selalu membohongi perasaanmu dengan menampakkan senyuman perih dibibirmu, tetapi matamu seakan berbicara bahwa dia lelah, ya dia lelah dia lelah karena tanggungan kehidupan semakin lama semakin besar, tetapi kelelahan itu tak dapat kU rasakan, aku tau itu krnapa, itu karena kau terlalu sayang padakubu, anak bungsumu, kau selalu saja membuatku terkagum-kagum dengan apa yang kau lakukan, ibu, bolehkah aku memelukmu agar aku merasa lebih tenang? Agar aku merasa nyaman? Agar aku merasa aman terhadap kejahatan-kejahatan mereka? Bu, putri ibu ini sedang dilanda kegelisahan hati, kegelisahan hati karena takut, takut tidak bisa menjadi sepertimu, menjadi wanita yang sangat mulia, bu aku ingat sekali saat aku terjatuh, ibu menggendongku dari rumah sampai ketukang urut, bagaimana bisa ibu menggendongku sampai jarak jauh padahal pada waktu itu aku begitu gemuk, tapi ibu kuat, karena ksh sayang ibu terlalu besar padaku. Hallo ayahh, lelaki paling hebat, yang mampu membiayai keluarganya, ayah, sudah berapa meter jalan yang kau telusuri? Sudah berapa gang yang engkau masuki? Sudah berapa rumah yg kau lewati? Sampai-sampai sekarang kakimu tak lagi kuat, ayah, bagaimana bisa semuanya terjadi? Aku tau lagi lagi soal kasih sayang yang tak pernah usai, kau lakukan semuanya demi keluargamu, ayah, putri bungsumu menginginkan sepeda, dan kau segera belikan sepeda berwarna merah, kau juga mengajariku bagaimana bermain sepeda dari roda 4, roda 3 sampai roda 2 sampai aku bisa jalan sendiri tanpa peganganmu, sampai aku bisa berjalan jauh. Ayah.... Putri bungsumu sedang bermain ayunan kepalanya bocor terbentur tembok saat sedang berayun, aku ingat, saat itu kau segera lari ke dokter untuk menjahit kepalaku, lagi lagi kai berjuang untuk keselamatanku, Ayah liatt, pegang keningku, panas tinggi aku rasakan yah, ayah segera membawaku kerumah sakit dengan membawa mobil tetangga, yaaa, mobil tetangga, karena pada waktu itu ayah belum mempunyai mobil. Ayah apakah kau tau? Begitu sakit hatiku ketika mereka meremehkanmu. Ibu apakah kau tau? Begitu perih hati ini saat ada yg melukai hatimu. Ayah? Berapa kali kai menumbuhkan mimpi untukku? Dan aku mematahkan ranting impianmu Ibu? Berapa banyak airmata yang kau tumpahkan untukku? Berapa banyak senyuman yang kau tebar dalam dukamu bu? Ayah, ajarkan aku menjadi wanita hebat sepertimu Ibu, ajarkan aku menjadi wanita yang rela berkorban sepertimu Ayah, ibu Mungkin aku belum sempurna seperti apa yang kau harapkan. Tapi yah, bu apakah kalian tau? Hal terbesar untukku mendapatkan kebahagiaan adalah kalian? Ibu, senyumku tak semanis senyummu Ayah, jari-jariku tak sekuat jari jarimu Mataku tak begitu kuat menampung berjuta kesedihan seperti kalian Ayah ibu Disetiap malamku namamu selalu aku sebut Disetiap langkahku wajahmu selalu aku ingat Jangan pernah lelah untuk selalu mengajariku hal terbaik Doakan aku agar bisa menjadi sempurna seperti apa yang kalian harapkan

Komentar

Postingan Populer